Sabtu, 11 April 2015

Hujan Membawa Kenangan

Dari sore tadi Hujan mengguyur Jakarta. Aku merasa alam seperti memainkan musik sendu melalui Hujan. Nada dan Ritmenya mendamaikan Hati,

"Ketika tanah bercampur dengan air dan kenangan lama yang tak sengaja mampir"

 Lagu sendu pun tak lupa ku mainkan untuk menemani kenangan yang terlintas kembali...

"Terkadang, Lagu yang kita dengar adalah kesimpulan Hati kita yang sulit di ucapkan"



Waktu itu sengaja ngeputer lagu Afgan - Jodoh Pasti Bertemu.
Sepenggal lirik lagu itu mengingatkan ku tentang seseorang yang pernah singgah di hati.
"Kau datang membawa Cinta, lalu pergi meninggalkan Luka"

Di tengah hujan itu aku mencoba melupakan semua kenangan manis dengannya, dengan menyeduh kopi hitam tanpa gula, pahit. Sepahit luka yang kau beri.


Hujan yang turun serasa berbisik, "Tinggalkan kenangan tentangnya, Kemarilah, biar aku membasuh semua luka mu"

        Tapi apa?

Semakin mencoba melupakannya, semakin teringat kenangan manis dengannya.

Emang bener sih:

"Pada dasarnya nggak mungkin bisa ngelupain mantan, kecuali kamu amnesia selamanya"


"Hujan Air di luar, Hujan Rindu di Hati"

Hujan pun bertambah deras.
Suara gemuruh hujan membawa ku kembali ke masa 2 tahun lalu, membawa ku pada sebuah Rindu tentang dirimu.

Sepertinya, malam ini hujan sengaja datang untuk menemani ku; Agar aku tak merindu sendiri.

"Aku, Hujan dan Rindu tertuju pada satu tujuan, Kamu"

2 tahun yang lalu kita masih saling bercengkrama, memadu tawa bersama, membagi rasa cemburu, melawan kesusahan dengan kebersamaan. Itulah kita dulu.

Masih ingat kah kau dengan ku?

Aku harap masih.

"Orang dalam kenangan itu boleh pergi, namun kenangan yang ditinggalkan tak akan pernah pergi"

Senyum manis mu dulu masih melekat dalam pikiran. Tapi hidup ku terus berjalan, aku harus menemukan hal yang baru, bernama Kebahagiaan; Walau Tanpa Dirimu...


Tau enggak? Setelah 2 tahun kita berpisah, aku masih belum menemukan pengganti mu.
Menemukan Cinta baru sih, udah. Tapi........... Aku Salah Mencintai Seseorang. Dia masih mencintai kenangan, sedangkan aku mencari masa depan. Ngenes kan?

Kalo kamu gimana? Aku harap kisah mu tak seperti aku.

Kamu pasti lebih dewasa daripada dulu.


Dulu kamu sering cemburu karena hal yang seharusnya gak dicemburuin. Manja banget kalo lagi kangen, dan manyun kalo gak di kabarin.

Tapi aku suka itu.

Aku kangen sekali akan semua hal-hal itu. Semuanya sederhana. Tapi mengingatnya membuat aku sedih sekaligus bahagia.
Sedih karena semua sudah berbeda. Bahagia karena semua pernah terjadi.

Meskipun ada luka, tapi kamu cukup membuat aku lebih dewasa.

"Bitter memories, there must be a sweet"



Tenang, aku hanya menciptakan kenangan yang di bantu Hujan kok. Tak terlintas sama sekali di fikiran ku untuk kembali lagi di kehidupan mu.

Aku bukan type orang yang suka balik sama Mantan.
Prinsip ku; Mantan itu adalah Alumni, nggak bakal balik lagi dan udah mendapatkan pelajaran.


Hujan mulai reda, Aroma Petrichor mulai terhirup.


"Aku suka sekali dengan Aroma Petrichor yang kau tinggalkan setelah kau pergi" Teriak ku kepada Hujan, setelah ia pergi.




Ya. Aroma Petrichor yang ku hirup seakan men-sugesti otak ku agar tak mengenang lagi segala hal tentang Kamu.







Thank's for give me many Memories, Radifa Biqauli Azzahra.

0 komentar:

Posting Komentar