Jumat, 24 April 2015

Let's Move!

Sabtu malam.
Seperti biasa, gua nongkrong di Caustic Cafe.

Jujur aja, Saat Sabtu malam tiba, gua menghabiskan waktu di tempat ini sendirian. Bukan, bukan karena gak ada yang bisa di gandeng. Tapi, menghabiskan secangkir Coffee sendirian dengan ditemani sebuah Notebook dan tentunya Modem, Gua ngerasa nemuin dunia gua. Dan kalo gua ngajak seseorang, feel itu semacam hilang. Dan gua kayak gini semenjak putus dari 'Bekas' Pacar gua yang terakhir.


Tak lama kemudian hujan sedang mengguyur kota Jakarta.

"Aku adalah Secangkir Kopi, anggap saja begitu."
"Dan kau adalah Hujan, aku menyebut mu Hujan"

"Sekalipun aku secangkir Kopi, Aku takkan pernah habis hingga engkau mereda. Dalam cangkir ini aku akan menunggu dan bertahan" Kata Kopi kepada Hujan

"Silahkan saja, aku tak melarang mu. Mungkin kamu takkan pernah habis, tapi kamu akan menjadi Dingin, bahkan terlalu Dingin, bersama waktu; Seperti aku" Jawab Hujan 
Sebuah Dialog antara Kopi dan Hujan
Menghirup aroma Coffee, membuat sel otak ingin sekali 'Sok' romantis, di dalam kesendirian yang tak bertuan.

"Seperti Kopi dan Embun malam, paduan yang Sempurna... Seperti itu kita, semestinya" Tsaaahh



Hmm.

Sebenarnya, ketika gua menghabiskan waktu di Cafe semalaman, terkadang juga mood gua sangat berantakan hari itu, dan itu terjadi pada Malam ini.

Entah kenapa semenjak putus dari Mantan gua yang terakhir, kepribadian gua agak berubah, gua menjadi seorang yang Moody. Yah, orang yang mood-nya bisa berubah kapanpun.
"Apa mungkin karena dulu terbiasa ngelewatin hari-hari sama kamu, susah seneng sama kamu, Terus sekarang semua itu tiada dan gua harus ngelewatin semuanya sendiri? Hmm bisa jadi!" Pikir ku sambil melamun.

"I get bored everything with everything, I need a new World" | Entahlah~


Dulu sebelum putus, mungkin kita berdua sama-sama Bosen (Karena satu sekolah dan tiap hari ketemu). Tapi yang satu ingin tetap bertahan, tapi yang satu lagi ingin mencari 'Mainan' yang baru. Alhasil? Pasti kalian udah tau endingnya kayak gimana.


"Jangan menyalahkan orang ketiga dalam sebuah hubungan. Mengapa? Karena 'Tamu' gak akan masuk kalo 'Tuan Rumah' gak bukain pintu"


Kemarin setelah gua posting tulisan Hujan Membawa Kenangan , gua coba ngasih tau dia lewat Mention ke akun Twitternya, ya meskipun kita gak saling Follow di Twitter sih.

Hmm, sebenernya gua ragu, gua sempet mikir "Ya kalo mention gua di bales, Ya kalo Mention gua di baca, Ya kalo link tulisan gua di buka" Semua serba Ya Kalo!
Tapi, akhirnya gua memberanikan diri buat mention.




Terus gua coba Stalking Twitternya, "Buseeettt...... dia terakhir ngetweet 5 hari yang lalu, Jadi gak mungkin dibaca sekarang nih" Ucap gua dalam hati

Besoknya, terus besoknya lagi, terus besoknya lagi, terus besoknya lagi gua masih tetep Stalking Twitternya. Tapi dia gak juga ngetweet.
"Ah, udah sejauh ini. Percuma juga kalo dia baca pasti dikira udah Basi mention gua" Pikir ku

Eh 3 hari kemudian dia mulai aktif ngetweet lagi, dan bener! Gak ada satupun Mention dari dia ataupun tweet dari dia yang membahas tulisan gua.
"Ah, sudahlah. Kayaknya memang gak bisa baikan." Pikir ku negative

Setelah itu malamnya selama 3 hari kedepan, gua selalu mimpiin dia. Kalo kata orang-orang sih Kalo kamu mimpi orang yang kamu sayang, itu berarti ia sedang merindukan mu.

Gua sih enggak percaya, wejangan itu malah bikin gua sadar. Gua semakin gak ingin nengok ke belakang lagi, Gua memang harus lupain kamu dan kenangan tentang mu. Move On, Move On, dan Move On!





Hmm..


Nih ada sedikit puisi dari gua.


Keping-keping masa lalu hidupku
Masih tersimpan rapi
Diantara kumpulan pesan di ponselku
Memori masa lampau
Impian indah yang tertunda

Terkadang hati terasa runyam
Ketika kata demi kata
Diantara rangkaian pesanku
Melintas anggun di mataku
Menari-nari di pikirku
Dan aku pun merasa letih
Jika harus menjawab tanya akan hatiku yang tersiksa:
Pantaskah kau menyimpan sesuatu yang menyiksamu?

Dan malam ini
Ketika ku tak kuasa mengikat lara
Membaca semua yang tak seharusnya ku baca
Sebuah doktrin ku suntik di nadiku
Mengalir, memenuhi setiap pembuluh darahku
Kubiarkan dia berkuasa atas otakku

Setelahnya….
Satu demi satu kuhapus semua yang tlah lalu
Tanpa tersisa secuilpun

Apa yang dulu terasa berat bagiku
Ternyata terasa ringan bagai membalik telapak tangan
Sungguh ironis

Sebuah doktrin sederhana
Telah sadarkanku atas sesuatu yang salah dariku
Masa lalu adalah sejarah
Hari ini adalah anugerah
Dan hari esok adalah misteri







Sabtu, 11 April 2015

Hujan Membawa Kenangan

Dari sore tadi Hujan mengguyur Jakarta. Aku merasa alam seperti memainkan musik sendu melalui Hujan. Nada dan Ritmenya mendamaikan Hati,

"Ketika tanah bercampur dengan air dan kenangan lama yang tak sengaja mampir"

 Lagu sendu pun tak lupa ku mainkan untuk menemani kenangan yang terlintas kembali...

"Terkadang, Lagu yang kita dengar adalah kesimpulan Hati kita yang sulit di ucapkan"



Waktu itu sengaja ngeputer lagu Afgan - Jodoh Pasti Bertemu.
Sepenggal lirik lagu itu mengingatkan ku tentang seseorang yang pernah singgah di hati.
"Kau datang membawa Cinta, lalu pergi meninggalkan Luka"

Di tengah hujan itu aku mencoba melupakan semua kenangan manis dengannya, dengan menyeduh kopi hitam tanpa gula, pahit. Sepahit luka yang kau beri.


Hujan yang turun serasa berbisik, "Tinggalkan kenangan tentangnya, Kemarilah, biar aku membasuh semua luka mu"

        Tapi apa?

Semakin mencoba melupakannya, semakin teringat kenangan manis dengannya.

Emang bener sih:

"Pada dasarnya nggak mungkin bisa ngelupain mantan, kecuali kamu amnesia selamanya"


"Hujan Air di luar, Hujan Rindu di Hati"

Hujan pun bertambah deras.
Suara gemuruh hujan membawa ku kembali ke masa 2 tahun lalu, membawa ku pada sebuah Rindu tentang dirimu.

Sepertinya, malam ini hujan sengaja datang untuk menemani ku; Agar aku tak merindu sendiri.

"Aku, Hujan dan Rindu tertuju pada satu tujuan, Kamu"

2 tahun yang lalu kita masih saling bercengkrama, memadu tawa bersama, membagi rasa cemburu, melawan kesusahan dengan kebersamaan. Itulah kita dulu.

Masih ingat kah kau dengan ku?

Aku harap masih.

"Orang dalam kenangan itu boleh pergi, namun kenangan yang ditinggalkan tak akan pernah pergi"

Senyum manis mu dulu masih melekat dalam pikiran. Tapi hidup ku terus berjalan, aku harus menemukan hal yang baru, bernama Kebahagiaan; Walau Tanpa Dirimu...


Tau enggak? Setelah 2 tahun kita berpisah, aku masih belum menemukan pengganti mu.
Menemukan Cinta baru sih, udah. Tapi........... Aku Salah Mencintai Seseorang. Dia masih mencintai kenangan, sedangkan aku mencari masa depan. Ngenes kan?

Kalo kamu gimana? Aku harap kisah mu tak seperti aku.

Kamu pasti lebih dewasa daripada dulu.


Dulu kamu sering cemburu karena hal yang seharusnya gak dicemburuin. Manja banget kalo lagi kangen, dan manyun kalo gak di kabarin.

Tapi aku suka itu.

Aku kangen sekali akan semua hal-hal itu. Semuanya sederhana. Tapi mengingatnya membuat aku sedih sekaligus bahagia.
Sedih karena semua sudah berbeda. Bahagia karena semua pernah terjadi.

Meskipun ada luka, tapi kamu cukup membuat aku lebih dewasa.

"Bitter memories, there must be a sweet"



Tenang, aku hanya menciptakan kenangan yang di bantu Hujan kok. Tak terlintas sama sekali di fikiran ku untuk kembali lagi di kehidupan mu.

Aku bukan type orang yang suka balik sama Mantan.
Prinsip ku; Mantan itu adalah Alumni, nggak bakal balik lagi dan udah mendapatkan pelajaran.


Hujan mulai reda, Aroma Petrichor mulai terhirup.


"Aku suka sekali dengan Aroma Petrichor yang kau tinggalkan setelah kau pergi" Teriak ku kepada Hujan, setelah ia pergi.




Ya. Aroma Petrichor yang ku hirup seakan men-sugesti otak ku agar tak mengenang lagi segala hal tentang Kamu.







Thank's for give me many Memories, Radifa Biqauli Azzahra.